Like...

Celine

Celine
Hahhhh!!!

D'cost

D'cost
Old Team

Waktu sedang galau

Waktu sedang galau
Jarak dekat

Barusjahe

Barusjahe
Kerangen pulo corp

Celine

Celine
Celine

Celine

Celine
Celine

Jambur Dalihan Na Tolu

Jambur Dalihan Na Tolu
Kede kopi

Grave

Grave
Nek Tigan

Tempo dulu alias Sinai

Tempo dulu alias Sinai
Rumah adat Karo

Ersatur

Ersatur
Kesenangan saat main catur

Tuesday 7 December 2010

Curhat Sang Dirut

Risiko Dihujat LISTRIK di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta padam. Heboh. Ribuan penumpang ngomel, marah dan menghujat. Terutama menghujat PLN. Dan juga tentu menghujat saya. Apalagi mati listrik itu terjadi pada waktu puncak-puncaknya: menjelang jam penerbangan pertama, di hari Jumat yang lebih ramai daripada hari apa pun, dan menjelang bulan puasa di mana banyak orang akan melakukan perjalanan suci berbakti kepada orang tua, termasuk ke kuburan mereka.
Nama PLN yang selama ini sudah buruk itu hancur lebur di Bandara Soekarno-Hatta pagi itu. Bahkan, hancur di mata seluruh bangsa Indonesia. Sebuah headline surat kabar yang memang biasa mengkritik PLN menulis: Byar-pet telah memalukan bangsa!
Sungguh masuk akal bila hari itu tidak ada satu pun orang yang berpikir bahwa mati lampu di bandara tersebut bukan kesalahan PLN. Masuk akal juga kalau tidak ada yang berpikir bahwa bisa saja instalasi listrik di dalam bandara itulah yang mengalami gangguan. Bahkan aneh sekali. Mengapa UPS yang mestinya otomatis mengambil alih daya listrik secara darurat itu tidak jalan.
Begitulah hukum alam. Seorang koruptor yang istrinya dua dan rumahnya mewah akan kelihatan lebih jahat daripada seorang koruptor yang lebih besar tapi istrinya satu dan rumahnya biasa saja karena berhasil menyimpan uangnya di luar negeri yang tidak ketahuan siapa pun.
Ada cerita lainnya: Kontraktor Jepang, Mitsubishi, mengerjakan pemborongan pembaruan pembangkit listrik di Muara Karang, Jakarta. Alat beratnya menghantam instalasi listrik dan membuat sebagian kawasan Jakarta padam. Hari itu nama PLN juga babak belur. Masyarakat Jakarta sudah trauma. Bisa-bisa akan berbulan-bulan lagi terjadi pemadaman bergilir. Meski hari itu listrik bisa dipulihkan dalam waktu lima jam, tapi nama sudah terlanjur hancur.
Orang tahunya PLN itu memang sudah parah. Tidak mungkin Mitsubishi bisa salah. Pasti PLN yang salah. Apalagi pihak Mitsubishi yang semula sudah setuju untuk meminta maaf secara terbuka ke publik, akhirnya menolak. Alasannya kantor pusatnya di Tokyo tidak setuju. Saya memaklumi alasan itu, karena begitu perusahaan itu minta maaf akan sangat rawan gugatan. Siapa pun yang menggugat, Mistubishi akan langsung kalah. Sudah minta maaf, berarti sudah mengakui berbuat salah. Di mata Mitsubishi barangkali muncul logika ini: sekalian saja biar PLN yang salah.
Di kota Pematang Siantar (Sumatera Utara), masyarakat yang baru saja menikmati hilangnya pemadaman bergilir bertahun-tahun, menghujat PLN lagi. Kali ini listrik di kota itu memang padam cukup luas. PLN hanya bisa menerima hujatan itu, meski mati lampu tersebut sama sekali tidak disangka-sangka. Hari itu seseorang yang lagi marah mengamuk membabi-buta. Ini karena jaringan di rumahnya diputus akibat ketahuan mencuri listrik. Diam-diam dia pergi ke suatu tempat yang vital. Mengamuk dan memutuskan jaringan penting listrik di sana. Polisi memang berhasil menangkap orang tersebut, tapi kekecewaan masyarakat yang listriknya mati tidak terobati.
Di Cianjur Selatan (Jawa Barat) masyarakat juga marah. Hari itu hujan angin luar biasa hebatnya. Disertai petir dan halilintar. Jaringan di Cianjur Selatan putus. Pemulihannya memerlukan waktu lebih dari lima jam. Kali ini PLN benar-benar salah.
Setelah diperiksa, ternyata jaringan ini terlalu panjang tanpa dipasangi LBS di tengah-tengahnya. Jaringan ini panjangnya 15 kilometer tanpa LBS sama sekali. Seharusnya, setidaknya di tiap 3 kilometer dipasangi LBS. Dengan demikian kalau pun listrik mati karena bencana alam, akan lebih cepat memperbaikinya. Tidak harus lebih lima jam seperti itu. Bahwa petugas harus memulihkan jaringan itu sambil mengarungi hujan badai, itu sudah biasa. Tapi, bahwa tidak ada LBS di tengah-tengah jaringan panjang itu, memang kesalahan sistem di PLN. Setelah kejadian itu, seluruh Indonesia diminta memeriksa di mana saja ada jaringan yang terlalu panjang yang tidak dipasangi LBS. Rasanya tidak perlu dijelaskan apa itu LBS, karena begitu banyak peralatan listrik yang memang sulit dijelaskan. Dan tidak perlu. Yang penting listrik jangan mati. Ternyata memang banyak listrik mati akibat kesalahan sistem PLN seperti itu.
Yang terakhir ini kesalahan saya juga: Waktu saya ke Istana Bogor Jumat lalu, saya menyempatkan diri menemui dan berdialog dengan karyawan PLN di Bogor.
Hari sudah malam. Di luar lagi hujan deras. Saat itulah radio panggil petugas PLN bersuara: Lima tiang listrik di lereng Gunung Salak roboh. Saya bertanya, jam berapa ini. Sekitar jam 22.00. Saya terus mendengarkan dialog di pesawat komunikasi itu. Suaranya agak kurang jelas. Rupanya petugas di sisi sana lagi di tengah-tengah hujan. Dia sudah berusaha untuk bersuara sekeras mungkin tapi masih kalah dengan suara angin ribut.
"Jurangnya dalam sekali," bunyi suara di radio komunikasi itu.
Dari seberang sana terdengar pertanyaan apa yang harus diperbuat. Jiwa saya terbelah. Di satu pihak saya membayangkan alangkah menderitanya masyarakat yang listriknya padam di lereng gunung Salak itu. Di lain pihak saya bergulat dengan perasaan: Akankah saya memaksa petugas itu untuk memulihkan tiang listrik di bibir jurang yang dalam di tengah kegelapan malam yang berhujan itu? Akankah saya harus mengorbankan jiwa mereka?
Saya tercenung agak lama. Kadang sebuah keputusan begitu sulitnya.
Bahwa PLN dan saya dihujat, baik akibat kesalahan sendiri maupun bukan, tidak bisa dihindari. Tidak ada resep yang lebih baik kecuali terus bekerja keras.
Saya hanya ingat ketika awal-awal membenahi Jawa Pos pada 1982. Waktu itu begitu lemahnya Jawa Pos sehingga orang Surabaya sendiri tidak tahu di mana alamat Jawa Pos di Jalan Kembang Jepun itu.
"Di mana sih Jawa Pos itu?"
"Di depan Bank Karman," jawab saya.
Bank Karman. Begitu kecilnya bank itu, tapi masih lebih terkenal daripada Jawa Pos.
Maka timbul dendam dalam jiwa saya: saya harus membuat Jawa Pos setidaknya akan menjadi lebih terkenal dari Bank Karman! Kalau suatu saat ada yang bertanya di mana itu Bank Karman, akan saya jawab dengan gagah berani: di depan Jawa Pos!
Dendam yang sama kini muncul di jiwa saya. Saya harus membuat PLN lebih terkenal daripada bandara Soekarno-Hatta. Dengan demikian kalau suatu saat ada mati lampu lagi di Bandara Soekarno-Hatta, orang tidak lagi menghujat PLN. Saya serahkan kepada-Nya mengenai hasilnya. (*)


^repost^

Cinta Yang Tersembunyi

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?ketika kita menangis?ketika kita membayangkan?Ini karena hal terindah di dunia tidak terlihat.

Ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya sejalan dengan kita,kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan serupa yang dinamakan Cinta.

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan,seseorang yang ingin kita tinggalkan,tapi melepaskan bukan akhir dari dunia,melainkan awal suatu kehidupan baru,kebahagian ada untuk mereka yang menangis,mereka yang tersakiti,mereka yang telah dan tengah mencari,dan mereka yang telah mencoba.

Karena merekalah yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.

Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu menitikkan air mata dan masih peduli terhadapnya,adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia.
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum dan berkata aku turut berbahagia untukmu.

Apabila cinta tidak bertemu,bebaskan dirimu,biarkan hatimu kembali ke alam bebas lagi,kau mungkin menyadari,bahwa kamu menemukan cinta dan kehilangannya,tetapi ketika cinta itu mati kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.

Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu mendapatkan keinginannya, melainkan mereka yang tetap bangkit ketika mereka jatuh,entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan ,kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada,cintamu akan tetap dihatinya,sebagai penghargaan abadi atas pilihan-pilihan hidup yang kau buat.

Teman sejati,mengerti ketika kamu berkata'aku lupa...'Menunggu selamanya ketika kamu berkata'tunggu sebentar'.Tetap tinggal ketika kamu berkata 'tinggalkan aku sendiri'.

Membuka pintu meski kamu belum mengetuk dan belum berkata'bolehkah saya masuk?'Mencintai bukanlah bagaimana kamu melupakan dia bila ia berbuat kesalahan, melainkan bagaimana kamu memaafkan.

Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan ,melainkan bagaimana kamu mengerti,bukanlah apa yang kamu lihat,melainkan apa yang kamu rasa, bukanlah bagaimana kamu melepaskan,melainkan bagaimana kamu bertahan.

Lebih menyakitkan menangis dalam hati daripada menangis tersedu atau mengadu,air mata yang keluar dapat dihapus ,sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka dihatimu yang tidak akan pernah hilang.

Sayang dalam cinta,kita sangat jarang peduli,tapi ketika cinta itu tulus, meskipun kau acuhkan,cinta tetap mulia, dan kamu seharusnya berbahagia,hatimu dapat mencintai seseorang yang kau sayang.

Mungkin akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang, jangan lepaskan dia, bila dia tidak membalasmu,barangkali dia tengah ragu dan mencari, jangan percaya bahwa melepaskan berarti kamu benar-benar mencintai tanpa suatu balasan, mengapa tak berjuang demi cintamu?mungkin itulah cinta sejatimu.

Kadang kala, orang yang paling mencintaimu adalah orang yang tak pernah menyatakan cinta padamu,karena kau takut berpaling dan memberi jarak,dan bila ia suatu saat pergi,kau akan menyadari ia adalah cinta yang tidak kamu sadari.

Maka mengapa kau tak mengungkapkan cintamu,bila kau memang mencintainya, meskipun kau tak tahu apakah cinta itu ada juga padanya?

Sejarah Israel-Palestina

Barusrm


Pada tanggal 15 Januari 2009 ini serangan rezim zionis Israel ke Gaza bangsa Palestina sudah berlangsung 20 hari (27 Desember 2008). Ratusan orang sipil Palestina tewas menggenaskan, sedangkan ratusan lainnya luka-luka. Kutukan atas serangan tersebut berdatangan dari berbagai negara, namun sayangnya Amerika Serikat ternyata abstain dalam resolusi PBB atas serangan Israel ke Gaza tersebut.
Konflik Palestina & Israel menurut sejarah sudah 31 tahun ketika pada tahun 1967, Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria dan berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan(Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania).. Sampai sekarang perdamaian sepertinya jauh dari harapan. Ditambah lagi terjadi ketidaksepakatan tentang masa depan Palestina dan hubungannya dengan Israel di antara faksi-faksi di Palestina sendiri.
Tulisan ini dimaksudkan sebagai pengingat sekaligus upaya membuka pemahaman kita mengenai latar belakang sejarah sebab terjadinya konflik ini.

2000 SM - 1500 SM
Istri Nabi Ibrahim A.s., Siti Hajar mempunyai anak Nabi Ismail A.s. (bapaknya bangsa Arab) dan Siti Sarah mempunyai anak Nabi Ishak  A.s. yang kemudian mempunyai anak Nabi Ya'qub A.s. alias Israel (Israil, Qur'an). Anak keturunannya disebut Bani Israel sebanyak 7 (tujuh) orang. Salah satunya bernama Nabi Yusuf A.s. yang ketika kecil dibuang oleh saudara-saudaranya yang dengki kepadanya. Nasibnya yang baik membawanya ke tanah Mesir dan kemudian dia menjadi bendahara kerajaan Mesir. Ketika masa paceklik, Nabi Ya'qub A.s. beserta saudara-saudara Yusuf bermigrasi ke Mesir. Populasi anak keturunan Israel (Nabi Ya'qub A.s.) membesar.
1550 SM - 1200 SM
Politik di Mesir berubah. Bangsa Israel dianggap sebagai masalah bagi negara Mesir. Banyak dari bangsa Israel yang lebih pintar dari orang asli Mesir dan menguasai perekonomian. Oleh pemerintah Firaun bangsa Israel diturunkan statusnya menjadi budak.
1200 SM - 1100 SM
Nabi Musa A.s. memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di gurun Sinai menuju tanah yang dijanjikan, asalkan mereka taat kepada Allah Swt â€" dikenal dengan cerita Nabi MusaA.s. membelah laut ketika bersama dengan bangsa Israel dikejar-kejar oleh tentara Mesir menyeberangi Laut Merah. Namun saat mereka diperintah untuk memasuki tanah Filistin (Palestina), mereka membandel dan berkata: "Hai, Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi ada orang yang gagah perkasa di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu (Tuhanmu), dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja." (QS 5:24)
Akibatnya mereka dikutuk oleh Allah Swt dan hanya berputar-putar saja di sekitar Palestina. Belakangan agama yang dibawa Nabi Musa A.s. disebut Yahudi menurut salah satu marga dari bangsa Israelyang paling banyak keturunannya, yakni Yehuda, dan akhirnya bangsa Israil tanpa memandang warga negara atau tanah airnya disebut juga orang-orang Yahudi.
1000 SM - 922 SM
Nabi Daud A.s. (anak Nabi Musa A.s.) mengalahkan Goliath (Jalut, Qur'an) dari Filistin. Palestina berhasil direbut dan Daud dijadikan raja. Wilayah kerajaannya membentang dari tepi sungai Nil hingga sungai Efrat di Iraq.  Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali kebesaran Israel Raya seperti yang dipimpin raja Daud. Bendera Israel adalah dua garis biru (sungai Nil dan Eufrat) dan Bintang Daud. Kepemimpinan Daud A.s. diteruskan oleh anaknya Nabi Sulaiman A.s. dan Masjidil Aqsa pun dibangun.
922 SM - 800 SM
Sepeninggal Sulaiman A.s., Israel dilanda perang saudara yang berlarut-larut, hingga akhirnya kerajaan itu terbelah menjadi dua, yakni bagian Utara bernama Israel beribukota Samaria dan Selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem.
800 SM - 600 SM
Karena kerajaan Israel sudah terlalu durhaka kepada Allah Swt maka kerajaan tersebut dihancurkan oleh Allah Swt melalui penyerangan kerajaan Asyiria. "Sesungguhnya Kami telah mengambil kembali perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini hawa nafsu mereka, maka sebagian rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh." (QS 5:70). Hal ini juga bisa dibaca di Injil (Bible) pada Kitab Raja-raja ke-1 14:15 dan Kitab Raja-raja ke-2 7:18.
600 SM - 500 SM
Kerajaan Yehuda dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia .  Dalam Injil Kitab Raja-raja ke-2 23:27 dinyatakan bahwa mereka tidak mempunyai hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari Yerusalem dan dipenjara di Babylonia.
500 SM - 400 SM
Cyrus Persia meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem.
330 SM - 322 SM
Israel diduduki Alexander Agung dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi bahasa resmi Israel , sehingga nantinya Injil pun ditulis dalam bahasa Yunani dan bukan dalam bahasa Ibrani.
300 SM - 190 SM
Yunani dikalahkan Romawi. Maka Palestina pun dikuasai imperium Romawi.
1 - 100 M
Nabi Isa A.s. / Yesus lahir, kemudian menjadi pemimpin gerakan melawan penguasa Romawi. Namun selain dianggap subversi oleh penguasa Romawi (dengan ancaman hukuman tertinggi yakni dihukum mati di kayu salib), ajaran Yesus sendiri ditolak oleh para Rabbi Yahudi. Namun setelah Isa tiada, bangsa Yahudi memberontak terhadap Romawi.
100 - 300 M.
Pemberontakan berulang. Akibatnya Palestina dihancurkan dan dijadikan area bebas Yahudi. Mereka dideportasi keluar Palestina dan terdiaspora ke segala penjuru imperium Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah kecil pemeluk Yahudi yang tetap bertahan di Palestina. Dengan masuknya Islam kemudian, serta dipakainya bahasa Arab di
dalam kehidupan sehari-hari, mereka lambat laun terarabisasi atau bahkan masuk Islam.
313 M.
Pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen dijadikan agama negara.
500 - 600 M
Nabi Muhammad Saw lahir di tahun 571 M. Bangsa Yahudi merembes ke semenanjung Arabia (di antaranya di Khaibar dan sekitar Madinah), kemudian berimigrasi dalam jumlah besar ke daerah tersebut ketika terjadi perang antara Romawi dengan Persia.
621 M
Nabi Muhammad Saw melakukan perjalanan ruhani Isra' dari masjidil Haram di Makkah ke masjidil Aqsa di Palestina dilanjutkan perjalanan Mi'raj ke Sidrathul Muntaha (langit lapis ke-7). Rasulullah menetapkan Yerusalem sebagai kota suci ke-3 ummat Islam, dimana sholat di masjidil Aqsa dinilai 500 kali dibanding sholat di masjid lain selain masjidil Haram di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah. Masjidil Aqsa juga menjadi kiblat umat Islam sebelum dipindah
arahnya ke Ka'bah di masjidil Haram, Makkah.
622 M
Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah dan pendirian negara Islam yang selanjutnya disebut khilafah. Nabi mengadakan perjanjian dengan bangsa Yahudi yang menjadi penduduk Madinah dan sekitarnya, yang dikenal dengan "Piagam Madinah".
626 M
Pengkhianatan Yahudi dalam perang Ahzab (perang parit) dan berarti melanggar Perjanjian Madinah. Sesuai dengan aturan di dalam kitab Taurat mereka sendiri, mereka harus menerima hukuman dibunuh atau diusir.
638 M
Di bawah pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Khattab ra. Seluruh Palestina dimerdekakan dari penjajah Romawi. Seterusnya seluruh penduduk Palestina, Muslim maupun Non Muslim, hidup aman di bawah  pemerintahan khilafah. Kebebasan beragama dijamin sepenuhnya.
700 - 1000 M
Wilayah Islam meluas dari Asia Tengah, Afrika hingga Spanyol. Di dalamnya, bangsa Yahudi mendapat peluang ekonomi dan intelektual yang sama. Ada beberapa ilmuwan terkenal di dunia Islam yang sesungguhnya adalah orang Yahudi.
1076 M
Yerusalem dikepung oleh tentara salib dari Eropa. Karena pengkhianatan kaum munafik (sekte Drusiah yang mengaku Islam tetapi ajarannya sesat), pada tahun 1099 M tentara salib berhasil menguasai Yerusalem dan mengangkat seorang raja Kristen. Penjajahan ini berlangsung hingga 1187 M sampai Salahuddin Al-Ayyubi membebaskannya dan setelah itu ummat Islam yang terlena sufisme yang sesat bisa dibangkitkan kembali.
1453 M
Setelah melalui proses reunifikasi dan revitalisasi wilayah-wilayah khilafah yang tercerai berai setelah hancurnya Baghdad oleh tentara Mongol (1258 M), khilafah Utsmaniah dibawah Muhammad Fatih menaklukan Konstatinopel, dan mewujudkan nubuwwah Rasulullah.
1492 M
Andalusia sepenuhnya jatuh ke tangan Kristen Spanyol (reconquista) . Karena cemas suatu saat umat Islam bisa bangkit lagi, maka terjadi pembunuhan, pengusiran dan pengkristenan massal. Hal ini tidak cuma diarahkan pada Muslim namun juga pada Yahudi.  Mereka lari ke wilayah khilafah Utsmaniyah, diantaranya ke Bosnia.  Pada 1992 Raja Juan Carlos dari Spanyol secara resmi meminta maaf kepada pemerintah Israel atas holocaust (pemusnahan etnis) 500 tahun sebelumnya. (Tapi tidak permintaan maaf kepada umat Islam).
1500 - 1700 M
Kebangkitan pemikiran di Eropa, munculnya sekularisme (pemisahan agama / gereja dengan negara), nasionalisme dan kapitalisme. Mulainya kemajuan teknologi moderen di Eropa. Abad penjelajahan samudera dimulai. Mereka mencari jalur perdagangan alternatif ke India dan Cina, tanpa melalui daerah-daerah Islam. Tapi akhirnya mereka didorong oleh semangat kolonialisme dan imperialisme, yakni Gold, Glory dan Gospel. Gold berarti mencari kekayaan di tanah jajahan, Glory artinya mencari kemasyuran di atas bangsa lain dan Gospel (Injil) artinya menyebarkan agama Kristen ke penjuru dunia.
1529 M
Tentara khilafah berusaha menghentikan arus kolonialisme/ imperialisme serta membalas reconquista langsung ke jantung Eropa dengan mengepung Wina, namun gagal. Tahun 1683 M kepungan diulang, dan gagal lagi. Kegagalan ini terutama karena tentara Islam terlalu yakin pada jumlah dan perlengkapannya.  "yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai." (QS 9:25).
1798 M
Napoleon berpendapat bahwa bangsa Yahudi bisa diperalat bagi tujuan-tujuan Perancis di Timur Tengah. Wilayah itu secara resmi  masih di bawah Khilafah.
1831 M
Untuk mendukung strategi "devide et impera" Perancis mendukung gerakan nasionalisme Arab, yakni Muhammad Ali di Mesir dan Pasya Basyir di Libanon. Khilafah mulai lemah dirongrong oleh semangat nasionalisme yang menular begitu cepat di tanah Arab.
1835 M
Sekelompok Yahudi membeli tanah di Palestina, dan lalu mendirikan sekolah Yahudi pertama di sana . Sponsornya adalah milyuder Yahudi di Inggris, Sir Moshe Monteveury, anggota Free Masonry. Ini adalah pertama kalinya sekolah berkurikulum asing di wilayah Khilafah.
1838 M
Inggris membuka konsulat di Yerusalem yang merupakan perwakilan Eropa pertama di Palestina.
1849 M
Kampanye mendorong imigrasi orang Yahudi ke Palestina. Pada masa itu jumlah Yahudi di Palestina baru sekitar 12.000 orang. Pada tahun 1948 jumlahnya menjadi 716.700 dan pada tahun 1964 sudah hampir 3 juta orang.
1882 M.
Imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina yang berselubung agama, simpati dan kemanusiaan bagi penderitaan Yahudi di Eropa saat itu.
1891 M.
Para penduduk Palestina mengirim petisi ke Khalifah, menuntut dilarangnya imigrasi besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat itu khilafah sudah "sakit-sakitan" (dijuluki "the sick man at Bosporus ). Dekadensi pemikiran meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat membuat terobosan dengan memodernisir infrastruktur, termasuk memasang jalur kereta api dari Damaskus ke Madinah via Palestina! Sayang, sebelum selesai, Sultan Abdul Hamid dipecat oleh Syaikhul Islam (Hakim Agung) yang telah dipegaruhi oleh Inggris. Perang Dunia I meletus, dan jalur kereta tersebut dihancurkan.
1897 M.
Theodore Herzl menggelar kongres Zionis sedunia di Basel Swiss.  Peserta Kongres I Zionis mengeluarkan resolusi, bahwa umat Yahudi tidaklah sekedar umat beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat untuk hidup secara berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis menuntut tanah air bagi umat Yahudi walaupun secara rahasia pada "tanah yang bersejarah bagi mereka". Sebelumnya Inggris hampir menjanjikan tanah protektorat Uganda atau di Amerika Latin ! Di kongres itu, Herzl menyebut, Zionisme adalah jawaban bagi "diskriminasi dan penindasan" atas umat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun. Pergerakan ini mengenang kembali bahwa nasib umat Yahudi hanya bisa diselesaikan di tangan umat Yahudi sendiri. Di depan kongres, Herzl berkata, "Dalam 50 tahun akan ada negara Yahudi !" Apa yang direncanakan Herzl menjadi kenyataan pada tahun 1948.
1916 M.
Perjanjian rahasia Sykes Picot oleh sekutu (Inggris, Perancis, dibuat saat meletusnya Perang Dunia (PD) I, untuk mencengkeram wilayah-wilayah Arab dan Khalifah Utsmaniyah dan membagi-bagi di antara mereka. PD I berakhir dengan kemenangan sekutu, Inggris mendapat kontrol atas Palestina. Di PD I ini, Yahudi Jerman berkomplot dengan Sekutu untuk tujuan mereka sendiri (memiliki pengaruh atau kekuasaan yang lebih besar).
1917 M
Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam deklarasi Balfour memberitahu pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa Inggris akan memperkokoh pemukiman Yahudi di Palestina dalam membantu pembentukan tanah air Yahudi. Lima tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa (cikal bakal PBB) memberi mandat kepada Inggris untuk menguasai Palestina.
1938 M
Nazi Jerman menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi Jerman adalah biang keladi kekalahan mereka pada PD I yang telah menghancurkan ekonomi Jerman. Maka mereka perlu "penyelesaian terakhir" (endivsung). Ratusan ribu keturunan Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke luar negeri (terutama ke AS). Sebenarnya ada etnis lain serta kaum intelektual yang berbeda politik dengan Nazi yang bernasib sama, namun setelah PD II Yahudi lebih berhasil menjual ceritanya karena menguasai banyak surat kabar atau kantor-kantor berita di dunia.
1944 M
Partai buruh Inggris yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan politik "membiarkan orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika mereka ingin jadi mayoritas. Masuknya mereka akan mendorong keluarnya pribumi Arab dari sana ." Kondisi Palestina pun memanas.
1947 M
PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara: Arab dan Israel .
1948, 14 Mei.
Sehari sebelum habisnya perwalian Inggris di Palestina, para pemukim Yahudi memproklamirkan kemerdekaan negara Israel . Mereka melakukan agresi bersenjata terhadap rakyat Palestina yang masih lemah, hingga jutaan dari mereka terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania , Syria , Mesir dan lain-lain. Palestina Refugees menjadi tema dunia. Namun mereka menolak eksistensi Palestina dan menganggap mereka telah memajukan areal yang semula kosong dan terbelakang. Timbullah perang antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya.  Namun karena para pemimpin Arab sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris lihat Imperialisme Perancis dan Inggris di tanah Arab sejak tahun 1798 maka Israel mudah merebut daerah Arab Palestina yang telah ditetapkan PBB.
1948, 2 Desember
Protes keras Liga Arab atas tindakan AS dan sekutunya berupa dorongan dan fasilitas yang mereka berikan bagi imigrasi zionis ke Palestina. Pada waktu itu, Ikhwanul Muslimin (IM) di bawah Hasan Al-Banna mengirim 10.000 mujahidin untuk berjihad melawan Israel . Usaha ini kandas bukan karena mereka dikalahkan Israel , namun karena Raja Farouk yang korup dari Mesir takut bahwa di dalam negeri IM bisa melakukan kudeta, akibatnya tokoh-tokoh IM dipenjara atau dihukum mati.
1956, 29 Oktober
Israel dibantu Inggris dan Perancis menyerang Sinai untuk menguasai terusan Suez . Pada kurun waktu ini, militer di Yordania menawarkan baiat ke Hizbut Tahrir (salah satu harakah Islam) untuk mendirikan kembali Khilafah. Namun Hizbut Tahrir menolak, karena melihat rakyat belum siap.
1964
Para pemimpin Arab membentuk PLO (Palestine Liberation Organization) . Dengan ini secara resmi, nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa Arab-Palestina sendiri, dan tidak lagi urusan umat Islam. Masalah Palestina direduksi menjadi persoalan nasional bangsa Palestina.
1967
Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria selama 6 hari dengan dalih pencegahan, Israel berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan ( Syria ), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania). Israel dengan mudah menghancurkan angkatan udara musuhnya karena dibantu informasi dari CIA (Central Intelligence Agency = Badan Intelijen Pusat milik USA ).  Sementara itu angkatan udara Mesir ragu membalas serangan Israel , karena Menteri
Pertahanan Mesir ikut terbang dan memerintahkan untuk tidak melakukan tembakan selama dia ada di udara.
1967, Nopember
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 242, untuk perintah penarikan mundur Israel dari wilayah yang direbutnya dalam perang 6 hari, pengakuan semua negara di kawasan itu, dan penyelesaian secara adil masalah pengungsi Palestina.
1969
Yasser Arafat dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai ketua Komite Eksekutif PLO dengan markas di Yordania.
1970
Berbagai pembajakan pesawat sebagai publikasi perjuangan rakyat Palestina membuat PLO dikecam oleh opini dunia, dan Yordania pun dikucilkan. Karena ekonomi Yordania sangat tergantung dari AS, maka akhirnya Raja Husein mengusir markas PLO dari Yordania. Dan akhirnya PLO pindah ke Libanon.
1973, 6 Oktober
Mesir dan Syria menyerang pasukan Israel di Sinai dan dataran tinggi Golan pada hari puasanya Yahudi Yom Kippur. Pertempuran ini dikenal dengan Perang Oktober. Mesir dan Syria hampir menang, kalau Israel tidak tiba-tiba dibantu oleh AS. Presiden Mesir Anwar Sadat terpaksa berkompromi, karena dia cuma siap untuk melawan Israel, namun tidak siap berhadapan dengan AS. Arab membalas kekalahan itu dengan menutup keran minyak. Akibatnya harga minyak melonjak pesat.
1973, 22 Oktober
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi Nomor 338, untuk gencatan senjata, pelaksanaan resolusi Nomor 242 dan perundingan damai di Timur Tengah.
1977 M
Pertimbangan ekonomi (perang telah memboroskan kas negara) membuat Anwar Sadat pergi ke Israel tanpa konsultasi dengan Liga Arab. Ia menawarkan perdamaian, jika Israel mengembalikan seluruh Sinai. Negara-negara Arab merasa dikhianati. Karena langkah politiknya ini, belakangan Anwar Sadat dibunuh pada tahun 1982.
1978, September
Mesir dan Israel menandatangani perjanjian Camp David yang diprakarsai AS. Perjanjian itu menjanjikan otonomi terbatas kepada rakyat Palestina di wilayah-wilayah pendudukan Israel . Sadat dan PM Israel Menachem Begin dianugerahi Nobel Perdamaian 1979. namun Israel tetap menolak perundingan dengan PLO dan PLO menolak otonomi. Belakangan, otonomi versi Camp David ini tidak pernah diwujudkan, demikian juga otonomi versi lainnya. Dan AS sebagai pemrakarsanya juga tidak merasa wajib memberi sanksi, bahkan selalu memveto resolusi PBB yang tidak menguntungkan pihak Israel .
1980
Israel secara sepihak menyatakan bahwa mulai musim panas 1980 kota Yerussalem yang didudukinya itu resmi sebagai ibukota.
1982
Israel menyerang Libanon dan membantai ratusan pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila. Pelanggaran terhadap batas-batas internasional ini tidak berhasil dibawa ke forum PBB karena lagi-lagi vetodari AS. Belakangan Israel juga dengan enaknya melakukan serangkaian pemboman atas instalasi militer dan sipil di Iraq , Libya dan Tunis .
1987
Intifadhah, perlawanan dengan batu oleh orang-orang Palestina yang tinggal di daerah pendudukan terhadap tentara Israel mulai meledak. Intifadhah ini diprakarsai oleh HAMAS, suatu harakah Islam yang memulai aktivitasnya dengan pendidikan dan sosial.
1988, 15 Nopember
Diumumkan berdirinya negara Palestina di Aljiria, ibu kota Aljazair.  Dengan bentuk negara Republik Parlementer. ditetapkan bahwa Yerussalem Timur sebagai ibukota negara dengan Presiden pertamanya adalah Yasser Arafat. Setelah Yasser Arafat mangkat kursi presiden diduduki oleh Mahmud Abbas. Dewan Nasional Palestina, yang identik dengan Parlemen Palestina beranggotakan 500 orang.
1988, Desember
AS membenarkan pembukaan dialog dengan PLO setelah Arafat secara tidak langsung mengakui eksistensi Israel dengan menuntut realisasi resolusi PBB Nomor 242 pada waktu memproklamirkan Republik Palestina di pengasingan di Tunis .
1991, Maret
Yasser Arafat menikahi Suha, seorang wanita Kristen. Sebelumnya Arafat selalu mengatakan "menikah dengan revolusi Palestina".
1993, September
PLO & Israel saling mengakui eksistensi masing-masing dan Israel berjanji memberikan hak otonomi kepada PLO di daerah pendudukan. Motto Israel adalah "land for peace" (tanah untuk perdamaian). Pengakuan itu dikecam keras oleh pihak ultra-kanan Israel maupun kelompok di Palestina yang tidak setuju. Namun negara-negara Arab (Saudi Arabia , Mesir, Emirat dan Yordania) menyambut baik perjanjian itu. Mufti Mesir dan Saudi mengeluarkan "fatwa" untuk mendukung perdamaian.
Setelah kekuasaan di daerah pendudukan dialihkan ke PLO, maka sesuai perjanjian dengan Israel , PLO harus engatasi segala aksi-aksi anti Israel . Dengan ini maka sebenarnya PLO dijadikan perpanjangan tangan Yahudi. Yasser Arafat, Yitzak Rabin dan Shimon Peres mendapat Nobel Perdamaian atas usahanya tersebut.
1995
Rabin dibunuh oleh Yigar Amir, seorang Yahudi fanatik. Sebelumnya, di Hebron , seorang Yahudi fanatik membantai puluhan Muslim yang sedang shalat subuh. Hampir tiap orang dewasa di Israel , laki-laki maupun wanita, pernah mendapat latihan dan melakukan wajib militer. Gerakan Palestina yang menuntut kemerdekaan total menteror ke tengah masyarakat Israel dengan bom "bunuh diri". Targetnya, menggagalkan usaha perdamaian yang tidak adil itu. Sebenarnya "land for peace" diartikan Israel sebagai " Israel dapat tanah, dan Arab Palestina tidak diganggu (bisa hidup damai)."
1996
Pemilu di Israel dimenangkan secara tipis oleh Netanyahu dari partai kanan, yang berarti kemenangan Yahudi yang anti perdamaian. Netanyahu mengulur-ulur waktu pelaksanaan perjanjian perdamaian. Ia menolak adanya negara Palestina, agar Palestina tetap sekedar daerah otonom di dalam Israel . Ia bahkan ingin menunggu/menciptakan kontelasi baru (pemukiman Yahudi di daerah pendudukan, bila perlu perluasan hingga ke Syria dan Yordania) untuk sama sekali membuat perjanjian baru.
AS tidak senang bahwa Israel jalan sendiri di luar garis yang ditetapkannya. Namun karena lobby Yahudi di AS terlalu kuat, maka Bill Clinton harus memakai agen-agennya di negara-negara Arab untuk "mengingatkan" si "anak emasnya" ini. Maka sikap negara-negara Arab tiba-tiba kembali memusuhi Israel . Mufti Mesir malah kini memfatwakan jihad terhadap Israel . Sementara itu Uni Eropa (terutama Inggris dan Perancis) juga mencoba "aktif" menjadi penengah, yang sebenarnya juga hanya untuk kepentingan masing-masing dalam rangka menanamkan pengaruhnya di wilayah itu. Mereka juga tidak rela kalau AS "jalan sendiri" tanpa bicara dengan Eropa.
2002 - Sampai sekarang
Sebuah usul perdamaian saat ini adalah Peta menuju perdamaian yang diajukan oleh Empat Serangkai Uni Eropa, Rusia, PBB dan Amerika Serikat pada 17 September 2002. Israel juga telah menerima peta itu namun dengan 14 "reservasi". Pada saat ini Israel sedang menerapkan sebuah rencana pemisahan diri yang kontroversial yang diajukan oleh Perdana Menteri Ariel Sharon . Menurut rencana yang diajukan kepada AS, Israel menyatakan bahwa ia akan menyingkirkan seluruh "kehadiran sipil dan militer yang permanen" di Jalur Gaza (yaitu 21 pemukiman Yahudi di sana , dan 4 pemumikan di Tepi Barat), namun akan "mengawasi dan mengawal kantong-kantong eksternal di darat, akan mempertahankan kontrol eksklusif di wilayah udara Gaza , dan akan terus melakukan kegiatan militer di wilayah laut dari Jalur Gaza. Pemerintah Israel berpendapat bahwa "akibatnya, tidak akanada dasar untuk mengklaim bahwa Jalur Gaza adalah wilayah pendudukan," sementara yang lainnya berpendapat bahwa, apabila pemisahan diri itu terjadi, akibat satu-satunya ialah bahwa Israel "akan diizinkan untuk menyelesaikan tembok" artinya, Penghalang Tepi Barat Israel dan mempertahankan situasi di Tepi Barat seperti adanya sekarang ini"
Di hari kemenangan Partai Kadima pada pemilu tanggal 28 Maret 2006 di Israel , Ehud Olmert yang kemudian diangkat sebagai PerdanaMenteri Israel menggantikan Ariel Sharon yang berhalangan tetap karena sakit berpidato. Dalam pidato kemenangan partainya,Olmert berjanji untuk menjadikan Israel negara yang adil, kuat, damai, dan makmur, menghargai hak-hak kaum minoritas, mementingkan pendidikan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta terutama sekali berjuang untuk mencapai perdamaian yang kekal dan pasti dengan bangsa Palestina. Olmert menyatakan bahwa sebagaimana Israel bersedia berkompromi untuk perdamaian, ia mengharapkan bangsa Palestina pun harus fleksibel dengan posisi mereka. Ia menyatakan bahwa bila Otoritas Palestina, yang kini dipimpin Hamas, menolak  mengakui Negara Israel , maka Israel "akan menentukan nasibnya di tangannya sendiri" dan secara langsung menyiratkan aksi sepihak. Masa depan pemerintahan koalisi ini sebagian besar tergantung pada niat baik partai-partai lain untuk bekerja sama dengan perdana menteri yang baru terpilih.
Sementara itu sebelum terjadinya serangan habis-habisan Israel ke Gaza (27/12/2008) , sudah terjadi serangan-serangan kecil di antara kedua belah pihak di sekitar Jalur Gaza, disebabkan Israel menutup tempat-tempat penyeberangan atau jalur komersial ke Gaza sehingga  pasokan bahan bakar minyak terhenti, yang memaksa satu-satunya pusat pembangkit listrik di Jalur Gaza tutup.
Sebagai catatan akhir, Perdana Menteri Israel setelah Benjamin Netanyahu berutur-turut adalah Ehud Barak, Ariel Sharon, dan yang masih berkuasa di Israel dalam penyerangan di Gaza sekarang adalah Ehud Olmert. Sedangkan 4 faksi utama di Palestina adalah PLO, Al-Fatah, Jihad Islam Palestina (JIP), dan yang berkuasa sekarang di Palestina adalah Hamas dengan Perdana Menterinya Ismail Haniya.
sumber dari milist.

Saturday 4 December 2010

Jejak pengacara Batak


Profesi pengacara sudah ada di negeri ini sejak zaman Hindia Belanda; namun pribumi yang menjadi advokat jauh belakangan saja muncul dalam jumlah signifikan. Apalagi pribumi Batak. Sistem hukum kolonial yang dualistiklah penyebab utamanya.

Di masa Hindia Belanda dua jenis sistem peradilan berlaku secara terpisah, yaitu untuk masyarakat Eropa dan yang dipersamakan (Residentie-gerecht, Raad van Justitie dan Hoge rechtshof) dan untuk pribumi atau yang dipersamakan (Districhtsgercht, Regentschaps-gerecht dan Landraad). Hukum acaranya (pidana dan perdata) juga tak sama. Untuk orang Eropa perdatanya Reglement op de rechtsvordering (disingkat Rv.) dan pidananya Reglement op de strafvordering (Sv.). Adapun untuk pribumi satu saja acara perdata dan pidanya yakni Herziene Indonesisch Reglement (HIR). Tak seperti di Rv dan Sv, di HIR tak dikenal kewajiban peng(k)uasaan hukum kepada pengacara. Juga tak ada ketentuan hukum bahwa setiap terdakwa berhak dibela oleh seorang lawyer. Sebab itu, kaum pribumi tak begitu membutuhkan advokat. Tak heran kalau profesi pengacara lebih berkembang di kalangan masyarakat Eropa dan Timur Asing (Cina, terutama). Adnan Buyung Nasution mencatat (1981) untuk bangsa Indonesia yang berjumlah 70 juta sampai tahun 1940 hanya 274 trained lawyers (lulusan sekolah hukum) dan dari jumlah ini hanya sekitar 50 advokat.

Advokat pertama orang Indonesia, menurut Adnan Buyung, adalah Mr. Besar Martokusomo yang membuka kantor di Tegal dan Semarang sekitar tahun 1923. Sedangkan pengacara Batak pertama ia tak mencatat. Orang seperti Mr. Amir Syarifuddin Harahap dan Mr. Elkana Tobing, meski termasuk angkatan pertama, kemungkinan bukan pelopor. Desember 1937 Amir Syarifuddin telah terdaftar sebagai advokat di Mahkamah Agung (Hooggerechtshof). Di Sawah Besar ia sempat berpraktik bersama Muhammad Yamin. Setelah kongsi ini pecah, ia berpraktik setahun di Sukabumi. Kliennya terutama orang-orang Cina. Adapun Elkana Tobing, seperti dicatat Todung Mulya Lubis (1986), bersama Mr. Alwi St. Osman pernah mengelola biro konsultasi hukum yang didirikan di Batavia tahun 1940 oleh Prof. Zeylemaker dari Rechtshoge School (Batavia). Biro ini dimaksudkan untuk membantu kaum miskin. Jadi, kiprah Besar Martokusomo jauh lebih awal dibanding Amir Syarifuddin dan Elkana Tobing.

Setelah Indonesia berdaulat tahun 1950, sistem hukum yang berlaku di negeri ini pun ditunggalkan. Hukum kolonial Belanda yang dipakai, namun sayangnya hukum acaranya bukan Rv. dan Sv. yang lebih demokratis, melainkan HIR. Begitupun, menurut catatan Adnan Buyung, sampai tahun 1959 keadaan peradilan di Indonesia cukup baik karena hakim, jaksa, dan advokat yang sebagian besar masih didikan Belanda punya integritas. Kemerosotan parah terjadi pada periode 1959-1965 akibat intervensi eksekutif yang terlalu jauh. Profesi pengacara sampai mati suri di masa demokrasi terpimpin ini. Keadaan membaik baru setelah pemberlakuan Undang-Undang Pokok Kekuasaan Kehakiman Tahun 1970 oleh rezim baru. UU hasil revisi ini menjamin penuh hak seseorang untuk mendapatkan bantuan hukum. Kemajuan regulasi ini telah menjadi titik anjak bagi para advokat untuk menggeluti profesinya sepenuh hati.

Berdirinya Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Oktober 1970 menandai kebangkitan kaum advokat Indonesia. Adalah Adnan Buyung Nasution, pada kongres III Persatuan Advokat (Peradin) tahun 1969, yang melontarkan ide mendirikan LBH kepada Mr. Lukman Wiradinata (mantan menteri kehakiman) dan Suardi Tasrif. Ketua dan sekjen Peradin itu setuju. Mendapatkan bantuan dari Gubernur Ali Sadikin dan Ali Murtopo, LBH pun beroperasi sejak 1971 dengan penekanan pada bantuan hukum yang bertujuan mengubah struktur masyarakat (istilahnya: bantuan hukum struktural).

Sebagai pendiri dan direktur pertama LBH, Bang Buyung—begitu panggilan akrab dia—telah mencetak banyak kader yang kemudian menjadi pengacara terkemuka. Di antaranya adalah Todung Mulya Lubis dan Luhut M.P. Pangaribuan. Johnson Panjaitan yang kemudian berkibar di PBHI (pecahan YLBHI) pun bisa disebut karena ia banyak menimba ilmu dan sempat menjadi voluntir di LBH. Adnan Buyung, mantan jaksa, memang punya banyak kelebihan. Seorang yang mencatat kelebihan (tentu saja kekurangannya juga) itu adalah Tedjo Bayu. Putra Sudjojono, bapak senirupa modern Indonesia, ini sejak 1980 hingga 1996 menjadi anggota staf di markas LBH di Jalan Diponegoro, Jakarta.

Tedjo Bayu membedakan Adnan Buyung sebagai lawyer dan sebagai mentor atau pembimbing. Sebagai lawyer, di mata dia, lelaki flamboyan kelahiran Jakarta, Juli 1934 itu masih yang terbaik di Indonesia untuk bidang pidana. “Secara intelektual Bang Buyung tajam dan dia menguasai teknik beracara khas Eropa,” ujar Tedjo Bayu. Sebagai senior di LBH, lanjut dia, lelaki yang terkenal dengan rambut putihnya itu adalah peng(k)ader yang jempolan. “Dia berhasil memotivasi anak-anak muda. Saya lihat sendiri. ‘Kamu harus maju’, selalu ia ucapkan. Sering dia membawa mereka makan ke restoran-restoran besar. Tujuannya agar mereka mengenal macam-macam lingkungan pergaulan.”

Todung Mulya Lubis bisa dikatakan salah satu kader terbaik Buyung. Doktor hukum dari Universitas Berkeley, AS kelahiran Muara Botung, Sumut, Juli 1949 ini merupakan satu dari segelintir pengacara Indonesia yang diakui dunia internasional. Dialah pengacara majalah Time dalam perkara melawan Soeharto (perkembangan terakhir: di tingkat kasasi Time kalah dan didenda 1 triliun rupiah).
Berbicara tentang kepengacaraan modern Indonesia, akhirnya mau tidak mau kita harus bersentuhan dengan kepeloporan Adnan Buyung bersama lokomotif LBH-nya sebab dialah pionir. Setelah dia barulah muncul mereka yang bernama besar sekarang. Termasuk Batak lawyer seperti Yan Apul Girsang, Talas Sianturi, R.O. Tambunan, Albert Hasibuan, Maruli Simorangkir, Timbul Thomas Lubis, Otto Hasibuan, Palmer Situmorang, Indra Sahnun Lubis, Muchtar Pakpahan, atau Johny Simanjuntak (pengacara rakyat di Solo, kini anggota Komnas HAM), dan Ronggur Hutagalung (Bandung). Daftar nama yang panjang. Dan bisa jauh lebih panjang lagi kalau yang dari luar Jakarta turut dibilangi.




1001 Wajah
Seberapa banyak sebenarnya advokat Batak? Sulit menjawab sebab sejauh ini tidak ada data resmi. Tapi, sebagai gambaran bisa kita lihat data anggota Asosiasi Advokat Indonesia (AAI), DKI Jakarta. Dari 1.432 anggotanya sekarang, 320 adalah Batak (diidentifikasi dari marga dan nama). Berarti 23%; angka yang besar tentunya jika mengingat Batak hanya 3,02 persen dari total penduduk Indonesia (menurut Sensus 2000 penduduk Indonesia 201 juta; Jawa sekitar 84 juta atau 41,7% dan Batak sekitar 6 juta—tentu saja angka ini kini sudah membengkak karena penduduk Indonesia sekarang lebih dari 220 juta).

Angka 320 baru untuk AAI DKI. AAI, organisasi yang kini dipimpin Denny Kailimang (ketua umum) dan Thomas E. Tampubolon (wakil ketua umum), punya sejumlah cabang. AAI sendiri hanyalah salah satu organisasi di bawah Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi). Masih ada Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin), Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI), Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI), Serikat Pengacara Indonesia (SPI), Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI), Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM), dan Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia (APSI). Di saban lembaga ini selalu ada orang Batak-nya. Belum lagi di lembaga bukan anggota Peradi. Jadi bisa dibayangkan betapa banyak Batak pengacara di Republik. Dengan sendirinya wajah mereka pun 1.001 macam kalau bukan 1.002, dengan spektrum dari hitam ke putih. Banyak yang bengkok, namun ada juga yang lurus.

Lantas, dengan jumlah pemain yang bejibun di lapangan cari makan yang tak begitu luas (perkara tak selalu ada setiap hari apalagi di kota kecil luar Pulau Jawa), bagaimana gerangan keadaan penghidupan mereka secara umum? Apakah banyak yang berkelimpahan?

Ternyata advokat yang makmur karena berhonor besar seperti Albert Hasibuan, Luhut M.P. Pangaribuan, dan angkatan Juan Felix Tampubolon tadi segelintir saja. “Di Indonesia pengacara, termasuk yang Batak, kebanyakan kere karena jarang punya perkara. Kantor pengacara banyak yang tutup; saya tahu persis. Yang kaya itu paling tak sampai dua setengah persen.” ungkap Irawan Saptono. Saat ini Direktur Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Jakarta, Irawan sarjana hukum dari Universitas Satya Wacana, Salatiga, sempat juga berkecimpung di dunia pengacara. Angka yang ia sebut dekat dengan angka perkiraan Junimart Girsang dan sejumlah advokat Batak yang menjadi narasumber TATAP.

Secara alami tentu pengacara bernama besarlah yang lebih berpeluang mendapatkan klien atau kasus kakap. Seperti firma Kevin Lomax di New York dalam film terkenal Devil’s Advocate (arahan sutradara Taylor Hackford dengan pemain Keanu Reeves dan Al Pacino) big name, ketersediaan sistem pendukung termasuk SDM cerdas-trampil, kemampuan lobi, dan sebaran pengaruh menjadi keunggulan mereka. Di samping krebilitas, tentunya. Dalam konteks Indonesia sekarang perlu ditambahkan satu faktor lagi: keridhaan atau kerelaan menempuh cara apa pun di tengah kebersimaharajaan mafia peradilan. Fee para pemain kakap dengan sendirinya akan kakap juga. Rega gawa rupa (baca: rego gowo rupo), kata peribahasa Jawa. Artinya, harga seturut rupa.

Bagaimanapun, ruang untuk mereka yang bukan pemain besar terbuka juga. Untuk mereka tersedia klien yang bukan kakap. Hanya saja pertarungan di lapangan penghidupan mereka jauh lebih berat. Soalnya, di dunia mereka ini banyak pemain sekaligus memperebutkan lahan penghidupan yang jauh lebih sempit. Kalau tak kuat bertarung niscaya akan lekas tersungkur dan setelah itu mampus.*


*Dikutip dari Majalah TATAP edisi 03 november 2007

Politik bagi Suku Karo


Tanah Karo merupakan salah satu kabupaten yang secara administratif berada di Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Kabupaten ini dihuni oleh etnis Karo sebagai etnis mayoritas serta etnis-etnis lainnya seperti Batak, Jawa, Melayu dan Aceh. Karena tanahnya yang subur dan iklimnya yang baik untuk kegiatan pertanian, maka tak heran daerah ini menjadi kawasan pertanian yang amat subur, khususnya bagi tanaman hortikultura. Bahkan ekspansi produk tanaman hortikultura yang berupa sayuran dan buah-buahan dari Kabupaten Tanah Karo merambah pasaran Malaysia dan Singapura hingga awal abad 21 (Kompas,02/07/2010).


Dalam dinamika politik nasional, Kabupaten Tanah Karo memiliki catatan menarik. Daerah ini merupakan basis massa nasionalis yang berafiliasi pada kekuatan politik Soekarnois sejak Pemilu tahun 1955. Ketika itu Partai Nasional Indonesia (PNI), partai politik yang didirikan Soekarno dan mengusung ideologi Marhaenisme ajaran Soekarno menang mutlak di Kabupaten Tanah Karo. Prosentase suara yang diraih PNI dari Tanah Karo mencapai sekitar 90% suara. Pengurus PNI di Sumut pun didominasi orang Karo. Moment ini dapat dijadikan indikator bagi loyalitas politik warga Karo terhadap Presiden RI pertama tersebut. Soekarno pun digelari ''Bapa Rayat Sirulo'' oleh warga Karo, yang artinya Soekarno pemimpin yang membawa kemakmuran rakyat.


Loyalitas politik warga Karo terhadap Soekarno dan NKRI yang telah diproklamirkannya bersama Moh.Hatta berlanjut hingga meletusnya pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/Permesta) di daerah Sumatera,ternasuk Sumut. Ketika itu,kaum pemberontak yang terdiri dari panglima-panglima militer daerah dan kekuatan politik Masyumi dan PSI serta disokong oleh anasir-anasir asing berhasil meraih dukungan yang cukup signifikan dari warga Sumatera. Di Sumut sendiri, PRRI/Permesta dbawah pimpinan Kol.Simbolon memiliki banyak pengikut dari kota Medan dan daerah-daerah yang menjadi basis partai Masyumi.


Di masa-masa genting tersebut, warga Karo justru tidak tertarik untuk ikut berpartisipasi melakukan pembangkangan terhadap NKRI, seperti yang ditunjukkan warga dari beberapa kawasan lainnya di Sumut. Pada saat itu muncul tokoh kharismatik dari etnis Karo, yakni Letjen Djamin Ginting yang menegaskan haluan politiknya untuk berdiri di belakang Pemerintahan Soekarno dan NKRI demi melawan kekuatan pemberontak yang didukung anasir asing. Karena jasanya itu, Letjen Djamin Ginting diangkat oleh Soekarno menjadi Pangdam Bukit Barisan yang melingkupi seluruh wilayah Sumatera pada tahun 1957-1958. Selain berjasa menumpas pemberontakan PRRI/Permesta, Letjen Djamin Ginting juga turut andil dalam memobilisir warga Karo guna menghadang pemberontakan DI/TII Aceh yang dipimpin Daud Beureuh pada pertengahan tahun 1950-an.


Loyalitas Politik ditengah Badai

Loyalitas politik warga Karo terhadap Soekarno berbuah manis dengan diangkatnya seorang putra Karo, Ulung Sitepu, sebagai Gubernur Sumut pada tahun 1963. Ulung Sitepu menjadi satu-satunya warga Karo yang berhasil menduduki tampuk kepemimpinan di Provinsi Sumut hingga kini. Namun badai politik yang datang seiring dengan terjadinya peristiwa 30 September 1965 (G30S) seakan turut menghantam partisipasi politik orang Karo dalam level lokal (Sumut) maupun nasional.


Ulung Sitepu diberhentikan dari jabatan gubernur pasca G30S karena dituding sebagai tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI), sebuah tudingan yang tak pernah dibuktikan secara hukum hingga kini. Memang ketika menjabat gubernur, Ulung Sitepu banyak menuai dukungan dari massa PKI yang salah satu basisnya di Sumut pada masa itu ialah daerah Labuhan Batu dan hal ini adalah sesuatu yang lumrah karena PKI merupakan partai legal dan sah di republik ini sebelum G30S. Namun Ulung Sitepu sendiri tak pernah menjadi anggota PKI secara formal, ia lebih dikenal sebagai salah satu gubernur yang loyal pada Presiden Soekarno seperti kebanyakan warga Karo lainnya. Kemungkinan besar hal inilah yang menjadi alasan dari diberhentikannya Ulung Sitepu dari jabatan gubernur Sumut, karena pasca G30S seluruh kekuatan politik Soekarnois disikat habis oleh rezim baru dibawah pimpinan Jenderal Soeharto (ribuan warga Indonesia lainnya yang loyal pada Soekarno maupun PKI kehilangan hak sipil dan politiknya pasca G30S).


Desoekarnoisasi yang dilakukan pemerintahan Orde Baru turut pula berimbas pada warga Karo. Warga Karo menjadi agak takut untuk berkiprah dalam panggung politik lokal maupun nasional,karena lekatnya citra sebagai pendukung Soekarno pada warga Karo. Dan pendukung Soekarno berarti juga bisa dinisbatkan sebagai PKI oleh Orde Baru. Selama kurun waktu puluhan tahun warga Karo terpisah dari dunia politik.


Kendati mengalami represi penguasa, loyalitas warga Karo terhadap Soekarno tak pernah pudar. Hal ini terbukti dari tetap dominannya kekuatan politik yang merupakan 'reinkarnasi' dari PNI, yakni Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dalam pemilu di Tanah Karo selama masa Orde Baru. Loyalitas itu makin ditunjukkan oleh warga Karo ketika putri Soekarno, Megawati, menjadi Ketua Umum PDI di awal dekade 90-an. Hal ini dipandang sebagai momentum kebangkitan politik trah Soekarno oleh warga Karo dan kaum Soekarnois lainnya.


Dukungan warga Karo terhadap PDI, yang setelah reformasi bermetamorfosa menjadi PDI Perjuangan (PDIP), termanifestasi pada perolehan suara PDIP di Tanah Karo pada pemilu 1999 yang mencapai 95% suara (mengungguli perolehan suara PNI pada pemilu 1955). Hal yang sama juga terlihat pada pemilu 2004, dimana PDIP kembali mendominasi perolehan suara di Tanah Karo, walaupun pada pemilu tersebut ada beberapa partai yang juga mengusung paham dan figur Soekarno, seperti PNI Marhaenisme dan Partai Pelopor.


Pada pemilu 2009, PDIP kembali meraih mayoritas suara (85%) di Tanah Karo. Meskipun mengalami penurunan namun hal tersebut menunjukkan loyalitas warga Karo yang tak pernah redup terhadap dinasti politik Soekarno, karena pada saat yang sama banyak daerah basis PDIP dan partai lainnya yang direbut oleh Partai Demokrat,partainya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


Tak Pernah Padam


Masa reformasi yang ditandai dengan keterbukaan politik sesungguhnya dapat menjadi peluang bagi warga Karo untuk berkiprah di berbagai partai politik. Kenyataannya beberapa putra Karo memang memanfaatkan peluang itu dan berhasil menduduki posisi strategis di berbagai partai, seperti Tifatul Sembiring yang berhasil menjadi Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan MS Kaban yang meraih jabatan Ketua Umum di Partai Bulan Bintang (PBB). Seorang putra Karo lainnya, Sahrianta Tarigan juga berada di struktur kepengurusan DPP Partai Damai Sejahtera (PDS).


Namun fakta banyaknya warga Karo yang berpolitik dengan menggunakan instrumen partai yang tidak mengusung ideologi Soekarno ternyata tidak mudah mengubah pilihan politik warga Tanah Karo, dimana leluhur warga Karo berasal. Pemilu-pemilu pada masa reformasi menunjukkan tidak padamnya loyalitas politik warga Tanah Karo terhadap Soekarno dan dinastinya. Bahkan ketika Presiden SBY dianggap berjasa bagi warga Karo karena telah menganugerahi gelar Pahlawan Nasional kepada Kiras Bangun, seorang pejuang kemerdekaan dari etnis Karo, ternyata tidak mengalihkan pilihan politik warga Tanah Karo kepada Partai Demokrat, partai yang identik dengan SBY.


Kesetiaan warga Karo terhadap Soekarno dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya adalah faktor historis, dimana Soekarno pernah diasingkan Belanda di daerah Tanah karo, tepatnya di Desa Laugumba, Kecamatan Berastagi pasca agresi militer Belanda terhadap Indonesia di akhir tahun 1948. Ketika itu Soekarno diasingkan oleh Belanda ke Tanah Karo bersama dengan dua pimpinan repiblik lainnya, H.Agus Salim dan Sutan Sjahrir. Namun mengapa hanya Soekarno yang berhasil meraih loyalitas politik dari warga Tanah Karo, sementara kedua tokoh selain Soekarno yang diasingkan di tempat yang sama juga memiliki kekuatan politik ? H.Agus Salim merupakan tokoh Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) dan Sjahrir adalah pendiri Partai Sosialis Indonesia (PSI), tetapi kenyataannya kedua partai tersebut tidak berhasil meraih simpati warga Tanah Karo.


Pertanyaan itu mungkin dapat dijawab dengan menganalisa kondisi ekonomi dan sosial warga Tanah Karo yang lebih cocok dengan karakteristik dan ideologi PNI nya Soekarno. Seperti yang dinyatakan oleh seorang Guru Besar dari Universitas Sumatera Utara (USU) Prof.DR. H.R.Brahmana, mayoritas warga Karo adalah petani yang bercocok tanam pangan hortikultura semenjak era kolonial Belanda dahulu. Tidak aneh bila pertanian menjadi potensi utama warga Tanah Karo hingga kini. Dan hal tersebut sesuai dengan ideologi yang digagas oleh Soekarno, Marhaenisme, yang mengangkat problematika kaum petani Indonesia yang telah dimiskinkan oleh sistem ekonomi dan politik yang berlaku. Di sisi lain PSI nya Sjahrir lebih berbasiskan pemikiran sosial demokrasi asal Barat yang kurang kontekstual dengan problem-problem yang dialami kalangan masyarakat bawah di Indonesia dan Tanah Karo khususnya. PSI juga berbasiskan kalangan intelektual/kelas menengah perkotaan, sementara wilayah Karo didominasi daerah pedesaan/pertanian.


Sementara secara sosiologis, agama yang dianut mayoritas warga Tanah Karo,yakni Kristen, lebih sesuai dengan karakter politik PNI (dan kemudian PDIP di era reformasi) yang bercorak nasionalis. PSII yang didirikan oleh H.Agus Salim dan berlandaskan Islam tentu sulit berkembang di kalangan warga Tanah Karo yang mayoritas Kristen.


Berbagai faktor yang mendasari loyalitas politik warga Tanah Karo terhadap dinasti politik Soekarno tersebut mungkin dapat membuat kita maklum atas realitas yang ada. Namun satu hal yang perlu diingat adalah loyalitas politik seperti yang dimiliki warga Tanah Karo terhadap Soekarno adalah hal yang agak luar biasa ditengah alam demokrasi liberal kini yang berbasiskan pada politik uang sebagai instrumen untuk meraih kekuasaan. Kecurangan sistematis yang ditenggarai banyak pihak terjadi pada pemilu 2009 lalu juga tak mampu meruntuhkan spirit Soekarnoisme warga Tanah Karo yang terus hidup hingga kini. Sebuah kenyataan yang dapat dijadikan refleksi bagi kita bersama, bahwa kesetiaan pada ''Bapa Rayat Sirulo'' tak akan tergantikan oleh maraknya keculasan politik berbasiskan pragmatisme dan oportunisme yang banyak dipertontonkan oleh para elit politik kini.


Percintaan Masyarakat Karo

Percintaan masyarakat Karo tempo dulu sangat unik. Tempo dulu yang dimaksudkan disini adalah masa dimana rumah adat Karo masih ada sebelum dibumihanguskan di zaman revolusi tahun 1947.

Tentu saja tidak seperti zaman sekarang yang kesemuanya begitu mudah. Gaya bercinta masyarakat Karo dahulu begitu penuh liku-liku. Segala perjuangan untuk mendapatkan jantung hati harus secara gigih dengan berbagai ketentuan adat sebagai hukum tak resmi.

Seorang pemuda yang telah dewasa disebut anak perana. Dikatakan anak perana jika ia sudah berhak mengenakan celana panjang (seluar gedang), sudah berhak tidur bersama pemuda lainnya di Jambur, sudah menjalankan sunat (kacip-kacip) dan sudah gerat-geraten (kelenjar hormon sudah ada).

Sedangkan tanda-tanda seorang wanita telah dewasa dan disebut singuda-nguda apabila sudah datang bulan (ngidah bulan), sudah berhak menjadi anggota aron mbelin (sebelum dewasa biasanya ikut aron erlajar), sudah berhak mengikuti acara guro-guro aron, sudah bisa tidur bersama gadis-gadis lainnya.

Sudah menjadi adat dan kebiasaan dalam masyarakat Karo kalau di satu keluarga sudah ada anak perana atau singuda-nguda untuk secepatnya dinikahkan (erjabu). Sehingga jika si orang tua bertemu dengan anaknya tersebut maka pertanyaan yang selalu diajukan adalah kapan ‘erjabu’. Saking seringnya orang tua menanyakan pertanyaan tersebut maka biasanya si anak perana langsung pergi menghindar percakapan. Jadi ada indikasi di zaman dulu kalau anak perana dan singuda-nguda yang belum ‘erjabu’ jarang sekali berada di rumah. Paling ke rumah hanya untuk makan lalu pergi lagi agar bisa menghindari pembicaraan orang tuanya tentang ‘erjabu’ itu.

Orang-orang tua Karo mempunyai falsafah kalau anaknya belum ‘erjabu’ maka masih ada utang adat, menjadi pergunjingan di kuta bahkan dianggap aib keluarga. Jadi adat secara tidak langsung mengatakan orang tua Karo masih punya tanggung jawab selama anaknya belum dinikahkan.

Kalau anak perana memang sudah berkeinginan untuk ‘empo’ (menikah untuk laki-laki) maka pertama kali ia akan melakukan “ngaras-ngaras” yaitu pergi ke kuta lain untuk mencari calon kekasihnya. Jika memang sudah ada wanita yang cocok maka si anak perana akan berusaha mengenalnya. Cara berkenalannya juga beragam ada secara bertutur, lewat teman dan lain sebagainya.

Setelah pemuda menjatuhkan pilihan pada gadis pujaannya maka dilaksanakan maka memasuki tahap naki-naki (pedekatan). Untuk saling mengungkap perasaan masing-masing mereka bertemu malam hari.

Sebelum pemuda-pemudi dapat bertemu di ture (teras rumah adat), si pemuda berusaha mempengaruhi seorang ibu yang biasanya janda, dengan mempersembahkan belo sempedi agar perempuan ini bersedia menjadi perantara untuk mempertemukan dia dengan sang pujaan hati.

Naki-naki dapat dilakukan oleh anak perana dari desa lain (tandang) atau dari desa yang sama dengan singuda-nguda. Jika dia berasal dari desa lain, sudah menjadi keharusan bagi anak perana itu untuk bergaul dengan anak perana desa setempat. Tujuannya, agar keamanan terjamin, dapat tidur di Jambur desa dan bisa memanfaatkan pemuda desa untuk kelancaran naki-naki yang dlakukannya.

Pertemuan paling ditunggu tentu saja di ture pada malam hari. Biasanya pertemuan itu mempergunakan bahasa Karo halus dan tinggi sekaligus untuk menunjukkan kebolehannya dalam berbahasa kiasan dan peribaratan. Untuk dapat memahirkan diri dalam sastra naki-naki ini, terkadang mereka berguru pada orang tua yang lebih berpengalaman. Sastra naki-naki disebut cakap lumat.

Sedikit contoh penggalan cakap lumat yang diambil cerita bersambung “Sibayak” karya Joey Bangun yang dimuat di tabloid Karo “Sora Mido.” :

“Enggo dekah kita la jumpa turang,” Santa Perkeleng mengawali pembicaraan. Betapa cantiknya gadis ini. Betapa aku luluh oleh daya tariknya, kata Santa Perkeleng dalam hati. Menda beru Sinulingga, wanita pujaannya itu sudah berada di hadapannya. Apakah ini mimpi, pikirnya lagi.

“Ue Mama,” Sahut Menda. Ia terlihat malu. Bagaimana tidak. Anak perana yang paling dipuja seluruh gadis di seluruh Tanah Karo berada di dekatnya.

“Turang, ma banci nge kita si oraten tutur lebe?” tanya Santa malu-malu. Dia tidak tahu bagaimana lagi harus memulai pembicaraan.

“Banci mama,” jawab Menda tak sanggup menatap wajah laki-laki dihadapannya.

“Beru apai dage kam?”

“Bagi sikukataken sanga kerja tahun mbarenda Mama. Aku beru Karo-karo Sinulingga.”

“Bere-berena ?”

“Bere Sembiring.”

“Adi bage erkai dage orat tuturta?”

“Kai kin mergandu?”

“Mergangku Bangun Tambar Malem.”

“Bere-berena?”

“Bere-bere Karo.”

“Adi bage erkai dage orat tuturta?”

“Adi la kam mehangke rimpal kuakap kita,” jawab Santa Perkeleng tersenyum pasti. Menda membalas dengan senyuman maha indah seolah tak satupun para dewi kahyangan yang sanggup mengalahkan peciremna.

“Engkai maka mehangke adi bage kin seharusna,” jawab Menda pula. Jawaban ini sungguh cipratkan kobaran semangat yang meledak tak tertahan dalam pusuh Santa.

“Piga kam sembuyak agi?” tanya Santa Perkeleng.

“Telu pe empatken ras kam,” sahut Menda malu-malu.

“Piga kam impal kami sidiberu?”

“Sada aku ngenca.”

“Sintua, sintengah, tah singuda kam ?”

“Aku sintua.”

“Kuh denga kin orang tuanta?” kata Santa Perkeleng. Matanya tidak lepas dari wajah manis Menda. Seolah dirinya tidak sudi melepas sedetikpun kesempatan paling berharga yang pernah dialaminya ini.

“Kuh nge orang tuanta tapi mesera-mesera kal,” jawab Menda. Sungguh ia tidak berani menatap lelaki yang dihadapannya ini. “Kam kaka piga kam sembuyak?”.

“Dua pe teluken ras kam.”

“Kam sintua tah singuda?”.

“Aku sintua e maka erkaka tua kam man bangku,” jawab Santa Perkeleng tersenyum.

“Ue kaka tua,” Menda membalas dengan menunduk tersenyum malu.

“Aku pe agi enggo bagenda sibetehen orat tututr kita mis kal meriah ukurku, e maka adi reh pagi aku ku kutandu, ula kam melewas man tandangen,” kata Santa.

“Labo kaka tua rehlah kam,” sahut Menda pasti. Jawaban Menda itu menambah kepastian pada Santa sungguh dia tidak bertepuk sebelah tangan.

“Adi bage mulih lebe aku agi. Matawari pe enggo ncidahken lasna,” sahut Santa Perkeleng mohon diri. Dia berdiri dan mulai membereskan barang-barangnya.

“Anjar-anjar kam kaka. Ertoto aku gelah seh kam ku kuta,” Menda berdiri dan membantu Santa membereskan barangnya. Kemudian dia menggulung tikar. Santa Perkeleng turun dengan tangga ture. Sampai di bawah dia berkata,” Bujur kerina turang. Lawes aku.”

Walaupun sepintas lalu pemuda-pemudi ini sedang diamuk asmara ini terlihat cukup bebas berduaan di ture pada malam hari. Adakalanya hingga pukul 3 atau 4 pagi, namun tidak boleh dilupakan bahwa dari dalam rumah keduanya tetap diawasi oleh orang tua si gadis. Agar jangan sempat terjadi hal-hal yang melanggar susila. Dialog mereka juga tetap diikuti dari dalam rumah oleh si orang tua. Tujuannya agar si gadis dapat dididik dalam melawan cara bicara si pemuda.

Pertemuan naki-naki ini memakan waktu cukup lama bahkan sampai bertahun-tahun. Pada masa inilah keduanya saling mengenal secara pribadi tentang sifat-sifat dan karakter masing-masing.

Untuk lebih memikat hati si gadis pilihannya sekaligus menarik simpati pihak si gadis, maka waktu tanaman padi orang tua si gadis sedang mulai berbulir (rumpah), si anak perana melakukan pekerjaan ngkalaki di juma calon mamana (orang tua si gadis). Ngkalaki artinya membuat orang-orangan untuk menakut-nakuti burung di ladang termasuk pantar/batar-batar, belobo gurung-gurung kuda atau siambir-ambiri.

Pekerjaan ini dilakukan pada malam hari dan di kala terang bulan. Bisa memakan waktu satu malam. Jika demikian, si anak perana akan meminta bantuan tenaga dari teman-teman anak perana lainnya. Kalau perlu juga bantuan dari anak berunya.

Pagi harinya pada waktu si gadis atau ibunya bermaksud menghalau burung di ladang, dia akan terkejut melihat ladangnya sudah selesai ikalaki. Hal ini akan diselidiki orang tua si gadis siapa gerangan yang melakukan pekerjaan itu. Ketika mereka mengetahui siapa yang melakukan itu tentulah si anak perana menjadi pertimbangan.

Selama proses naki-naki ini berlangsung, bisa juga muncul saingan atau timbang kayo. Suatu hal yang lumrah terjadi sepanjang masa, terjadi kompetisi antara dua atau lebih anak perana. Baik kompetisi sehat maupun tidak sehat.

Setelah keduanya saling mengenal betul dalam sifat, karakter, keturunan dan akhirnya sampailah keduanya pada satu kesimpulan untuk membentuk rumah tangga melalui perkawinan.

Percintaan Karo tempo dulu memang unik. Berhubung transportasi nyaris tidak ada, perjuangan berjalan ke kuta sang pujaan hati terkadang memakan waktu berhari-hari. Perjuangan ini pula yang menghantarkan masyarakat Karo pada keagungan cinta dalam tataran adat sangkep nggeluh. Sehingga di zaman dahulu jarang sekali terjadi perceraian.

Percintaan Karo tempo dulu kiranya bisa menjadi bahan pembelajaran bagi kita dalam bertutur dan menghargai perjuangan cinta yang tidak ternilai dalam hidup.
 

*Dikutip dari berbagai sumber (soramido): karya Joey Bangun

Sebuah sajak indah yang pernah ditulis Djaga Depari tentang Merga Silima



Si Lima Merga

De nen percibalna

tutus atena ras sumangatna

kinigenggengenna ninta

cukup me tuhuna

meteh mehuli meteh mehangke

dahinna la murde

ertuding ras jore

beluh nge erjile-jile

Tapi lit dengang ia pandangen

simorahen ras sicianen

pergelut perbenceng permeja

nakan segarun terbuang dungna

iban si sitik selembar ngenca

De lakin robah

la kin jera

ngerasa kerina

si lima merga



(Terjemahan) Si Lima Merga

Kalau dilihat keadaannya

rajin serta besar semangatnya

tahan menderita kata kita

Cukuplah memang

tahu baik tahu malu

pekerjaannya tidak jelek

beres dan teratur

tahu pula menghias diri

Tapi masih ada juga kekurangannya

iri hati dan dengki

mudah sakit hati dan putus asa

nasi sebakul terbuang jadinya

karena rambut sehelai saja

Kalau tidak berubah

tiada jera

merasalah semua

Si Lima Merga

Masing-masing kita sudah mengetahui sifat kita sebagai pribadi maupun sebagai seorang Karo. Tapi alangkah baiknya jika kita menelaah mana sifat yang mendukung hidup ke arah positip dan mana malah yang menghambat.

Adalah suatu jiwa besar jika kita meninggalkan kebiasaan lama dan memulai sesuatu yang lebih baik. Dengan menggunakan sifat yang baik dari kita secara pribadi dan juga dengan sesama niscaya memberikan harapan perubahan baru dalam hidup kita. Salam budaya!

*Dari berbagai sumber